Kamis, 12 Agustus 2021

Sikap Tepat Menghadapi Berita Negatif


Oleh: Jamil Azzaini
Dikutip dari Majalah Yatim Mandiri | Agustus 2021 / Dzulhijjah 1442 H - Muharram 1443 H

Sumber gambar: Kompasiana.com


        Akhir-akhir ini, hampir setiap hari kita disuguhkan berita duka cita. Bagi Anda yang memiliki banyak group whatsApp saya yakin dalam satu hari pasti ada berita duka cita. Selain itu, kita juga sering mendapat suguhan atau tawaran berbagai berita negatif yang terjadi di berbagai belahan dunia. Terlalu banyak mendapat berita negatif bisa berbahaya dalam kehidupan, bisa juga menurunkan daya tahan tubuh. Mengapa demikian? Karena menurut berbagai teori pengembangan diri, Informasi negatif berpeluang besar membuat perasaan (emosi) seseorang menjadi negatif.
    Kondisi perasaan akan mempengaruhi pikiran seseorang. Pikiran akan mempengaruhi tindakan. Selanjutnya, tindakan akan mempengaruhi kebiasaan dan kebiasaan ini akan mempengaruhi karakter. Pada akhirnya, karakter akan membentuk nasib seseorang. Jadi, kehidupan seseorang sangat dipengaruhi informasi yang diterima dan bagaimana perasaan dan pikiran serta tindakan seseorang merespon informasi tersebut. Ada sebagian orang yang mengambil tindakan ekstrim, keluar dari grup whatsApp atau menutup berbagai akun sosial medianya untuk menghindari derasnya informasi negatif. Saya sangat tidak menyarankan hal ini. Sebab, menurut Johann Hari, salah satu penyebab stress atau depresi adalah saat kita Lost Connection dengan dunia luar. Kita masih perlu tersambung dengan dunia luar, salah satu caranya menggunakan fasilitas social media yang sekarang ada. Lantas apa yang perlu kita lakukan saat kita terpapar berita atau informasi negatif? Pertama, Lakukan Happy Peak. Rick Hanson, Ph.D. (psikolog, UC Berkeley) mengatakan bahwa cara kerja otak manusia lebih menyukai merekam hal-hal yang buruk dibandingkan menyerap hal-hal yang baik. Agar kita tidak terpengaruh dengan hal-hal buruk yang kita baca, lihat, tonton atau dengar maka segeralah ikuti dengan aktivitas yang baik dan bermanfaat (happy peak). Rasionya minimal 1:3, artinya saat kita mendapatkan satu informasi yang buruk, segera lakukan tiga kebaikan atau lebih. Banyak ragam kebaikan yang bisa kita lakukan. Misalnya bersenda gurau dengan keluarga, menonton hal-hal yang baik, membaca kitab suci, berzikir kepada Allah SWT, mengirimkan hadiah kepada orang lain, menyapa sahabat, mendoakan orang lain, menyumbang, merapikan rumah, membaca buku, membaca tulisan di berbagai website salah satunya www.JamilAzzaini.com dan kebaikan kebaikan lainnya. Cara ini akan membuat diri kita dipenuhi dengan berbagai kebaikan dan hal-hal positif sehingga informasi negatif yang kita terima akan “dikalahkan” oleh banyaknya hal yang baik. Kedua, Lakukan Happy Ending. Ibarat film, pasti ada bagian akhirnya. Dan saya yakin, sebagian besar kita lebih senang apabila bagian akhir film adalah kemenangan atau kebahagiaan (happy ending). Dalam episode kehidupan harian, bagian akhirnya adalah menjelang tidur. Maka akhirilah akhir hari (malam hari) kita dengan cara yang membahagiakan. Bagaimana caranya? Sebelum tidur, syukurilah semua kebaikan yang kita peroleh hari ini. Kalau saya, punya buku tulis yang saya beri nama Jurnal Syukur. Semua hal yang saya syukuri pada hari itu, saya tulis dengan penuh penghayatan. Saya menutup hari itu dengan happy ending. Bagaimana kalau pada hari itu saya punya pengalaman buruk? Yang saya lakukan adalah mencari hikmah dan pelajaran positif dari kejadian tersebut. Ujungnya tetap happy ending. Asyik bukan? Dengan dua cara tersebut kita terhindar dari pengaruh negatif informasi atau berita duka cita, berita negatif atau informasi yang tidak sesuai harapan kita. Berbagai jenis kebahagiaan akan mendatangi kita. Tidak percaya? Coba dulu dong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar