Senin, 21 September 2015

Sinopsis Film Taare Zameen Par

Every Child is Special

source imdb.com
Ketika Bapak dirumah ngedumel gara-gara serial televisi import dari India yang nggak habis-habis ceritanya, makin mulek ceritanya (persis plot sinetron) dan cerita yang melulu seputar mite dan legenda , bollywood yang notabene asli India punya beberapa film yang bermakna dan inspiratif. Beberapa yang saya suka adalah Slumdog Millionare, 3 Idiots, Thalaash dan Taare Zameen Par, Kuch Kuch Hota Hai juga hehehe. Tapi menurut saya yang paling nampol ya Taare Zameen Par, meskipun yang paling twistending adalah Thaalash.
Kenapa saya suka Taare Zameen Par? Mungkin karena ceritanya yang benar-benar terfokus pada sosok seorang anak kecil bernama Ishan Aswathi yang seorang disleksia dan merupakan film yang baru bagi saya dimana sosok wanita tidak menjadi tokoh dan masalah utama dalam film ini. Someone said “Life of Pi bagus juga lo, karakter wanita juga bukan fokus utama cerita”, terus terang entah kenapa saya kurang bisa terlibat dalam jalan cerita Life of Pi, tapi akting pemain dan petualangan berbalut fantasi dari Life of Pi saya rasa memang patut diacungi jempol mungkin sekali lagi Life of Pi bukan termasuk favorit menurut preferensi saya.

Taare Zameen Par menceritakan bagaimana seorang anak kelas 3 SD yang mempunyai cara pandang berbeda dari orang kebanyakan harus menjalani keseharian di rumah, di sekolah dan lingkungannya, parahnya imajinasi serta cara pandang yang tidak biasa ini tidak diketahui oleh siapapun sehingga Ishaan di cap sebagai anak yang bodoh dan aneh. Ketika pertama memasuki film ada seorang anak yang menangkap ikan dengan kaos kaki lalu dia masukkan ke botol minumannya, super badung, itu yang terbesit di benak pertama kaliIshaan juga selalu mendapat nilai buruk dan selalu gagal dalam ujian. 
Ishaan Awasthi
Ketika sampai di rumah dengan menggunakan bus sekolah dia sempatkan bermain-main kertas (sepertinya kertas ulangan yang harus di tanda tangani orang tua) dengan anjing di depan apartemennya.
Kertas ulangan Ishaan
Ishaan, karakter utama dalam film ini. Yohan, kakak Ishaan adalah pelajar berprestasi di baik akademik, nilainya hampir sempurna di semua mata pelajaran, Yohan juga pandai bermain tennis. Yohan sangat menyayangi adiknya dan selalu memuji berbagai karya yang dihasilkan Ishaan. Ayah Ishaan adalah seorang pegawai kantoran yang mengharapkan hal terbaik dari anak-anaknya dan tidak mentolerir kesalahan yang dibuat anaknya. Ibunya, Maya Awasthi, adalah seorang ibu rumah tangga yang merasa gagal untuk mengajari Ishaan padahal dia telah megorbankan karirnya, selalu memberi dukungan kepada Ishaan lewat kasih sayang, namun Ibu dan Yohan cenderung tidak bisa berbuat apa-apa ketika ayah Ishan marah besar. Kedua orang tua punya harapan yang besar kepada anak-anaknya.
Kiss for Ishaan
Ketika teman-temannya bermain kriket Ishaan malah sibuk sendiri bermain dengan anjing. Ishaan sempat berkelahi dengan salah seorang anak karena membuang bola kriket (dengan tidak sengaja), Ishaan di marahi habis-habisan oleh ayahnya. Jika ini sudah terjadi Ibu dan Yohaan tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu Ishaan.
Berkelahi
Saat berada di sekolah, Ishaan sulit menangkap pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, ketika guru sedang mengajar dia lebih memilih menengok keluar jendela dan asyik dengan dunianya sendiri. Ishaan sering mendapat hukuman dari gurunya salah satunya karena tidak bisa membaca paragraf yang diminta oleh gurunya, Ishaan mengatakan huruf-huruf itu menari dan diikuti gelak tawa dari seluruh kelas. Label sebagai anak yang bodoh, pemalas, tidak tahu malu kerap diberikan oleh guru dan teman-teman sekolahnya. 
Mendapat hukuman
Bahkan Ishaan sempat bolos dari kelas matematika karena ia lupa mengerjakan tugas dan kertas ulangannya tidak ditandatangani (karena sudah dipakai mainan sama anjing-anjing depan apartemennya). Ketika bolos, Ishaan berjalan-jalan sendirian ke seluruh sudut kota (bahaya banget buat anak kecil) dan mengamati aktivitas orang-orang yang ia temui. Pengalaman bolos sekolah dan melihat berbagai aktivitas orang ternyata Ishaan tuangkan kedalam sebuah lukisan yang indah.
Bolos sekolah
Ketika belajar dirumah dengan ibunya pun Ishaan tidak menunjukkan kemajuan, pelajaran yang baru di pelajari kemarin sudah dia lupakan hari ini padahal anak-anak seusianya dapat melakukan hal-hal itu dengan sangat mudah. Ishaan tidak suka dipaksa untuk belajar sesuatu yang tidak dia kuasai, Ishaan lebih memilih menggambar dan melukis.  
Imajinasi Ishaan
Imajinasi Ishaan luar biasa sehingga dia bisa menghasilkan berbagai lukisan dan gambar yang indahBahkan ketika menyelesaikan soal matematika, yaitu hasil perkalian 3 dan 9, Ishaan malah berimajinasi dan menganalogikan 3 dengan planet bumi, 9 dengan planet pluto (sesuai urutan planet di galaksi bima sakti) dan menganalogikan tanda kali (x) dengan versus, jadi Ishaan menandingkan bumi dengan Pluto. Kelebihan berimajinasi ini yang tidak tampak sebagai kelebihan oleh orang lain bahkan kedua orang tuanya.
Ujian matematika dadakan
imajinasi untuk menyelesaikan soal
Ketika orangtua Ishaan dipanggil ke sekolah dan diberitahukan bahwa buku, membaca dan menulis adalah musuh bagi Ishaan dan Ishaan sama sekali tidak mengalami kemajuan. Ishaan bahkan diperkirakan tidak akan naik kelas lagi, kepala sekolah juga berkata bahwa mungkin Ishaan harus pindah ke sekolah lain yang bisa menampung anak-anak yang dianggap “terbelakang” seperti Ishaan. Ayah Ishaan yang tidak terima anaknya dikatakan “terbelakang” balik menyalahkan pihak sekolah yaitu bagaimana bisa satu guru di ruang kelas memperhatikan satu persatu muridnya, disini ayah Ishaan belum menyadari ada sesuatu yang berbeda dari anaknya. Kemudian ayah Ishaan memutuskan untuk membawa Ishaan ke sekolah asrama, berharap ada kemajuan dalam diri Ishaan melalui proses pembelajaran asrama yang ketat. Ishaan bersikeras menolak keputusan ayahnya itu, ibunya pun tidak rela apabila anaknya yang biasanya selalu dekat dengannya pergi ke sekolah asrama. Namun sayangnya keputusan ayah Ishaan sudah bulat, Ishaan harus pergi ke sekolah asrama dan jaug dari keluarganya.
Ishaan terpisah dari keluarganya
Di sekolah asrama pun, Ishaan juga tidak mengalami perkembangan. Bahkan para guru di asrama lebih keras padanya daripada gurunya saat di sekolah sebelumnya. Di semua mata pelajaran Ishaan menghadapi kesulitan, dia tetap menganggap setiap pelajaran di sekolah sebagai musuhnya bahkan dia bayangkan seperti laba-laba yang siap menyerang dirinya. Tekanan yang ada di sekolah asrama yang membuat Ishaan semakin frustasi bahkan dia berhenti melukis dan berimajinasi.
bagaikan diserang laba-laba
Ram Shankar Nikumbh atau Nikumbh ditunjuk sebagai guru seni sementara. Nikumbh tidak mengajar seperti guru yang lain, dia membiarkan imajinasi muridnya berkembang dengan belajar diluar kelas dan berbagai cara lain. Di situlah Nikumbh yang juga menjadi pengurus di sebuah sekolah anak berkebutuhan khusus merasa ada yang janggal dengan Ishaan.
Nikumbh menemukan pola kesalahan yang sama di buku Ishaan, anak itu banyak menuliskan huruf dan angka secara terbalik dan tidak sesuai bentuknya. Nikumbh akhirnya memutuskan untuk menemui keluarga Ishaan. Nikumbh melihat bahwa orangtua Ishaan tidak mengetahui masalah dan kendala yang dialami Ishaan. Nikumbh juga menjelaskan bahwa Ishaan mengalami dislexia yaitu kesulitan untuk mengenali angka dan alfabet. Ia kesulitan membedakan huruf yang bentuknya hampir sama serta posisi huruf menghadap ke depan atau ke belakang, huruf dan angka seperti menari-nari di mata Ishaan, ia juga kesulitan mengikat tali sepatu dan mengancingkan baju sendiri. Dislexia seperti kabel kecil di otak yang tidak berfungsi seperti umumnya. Di sekolah asrama dan berbagai tekanan membuat Ishaan kehilangan rasa percaya diri dan berhenti melukis. Nikumbh juga menemukan gambar-gambar kreatif dan benda unik buatan Ishaan yang penuh dengan imajinasi.
gambar penuh imajinasi di dinding kamar Ishaan
Nikumbh membantu Ishaan mengenali dan menuliskan alfabet dan angka dengan benar. Nikumbh mempunyai trik dalam membantu Ishan yaitu dengan menulis alfabet di kotak pasir dan menulis angka dengan menggunakan papan dengan garis kotak-kotak, dari menulis angka raksasa satu papan penuh lalu menyusutkannya menjadi huruf yang lebih kecil. 
metode belajar menulis ala Nikumbh
Pada akhirnya Ishaan dapat membaca dan meulis dengan benar. Tak ada lagi huruf yang terbalik atau salah menyusun kata.
tulisan Ishaan yang mulai rapi dan benar
Untuk mengembalikan kepercayaan diri dan imajinasi Ishaan serta memacu kretifitas semua orang di asrama, Nikumbh mengadakan sebuah perlombaan melukis, semua orang diasrama termasuk para guru killer boleh mengikutinya, karya yang menang akan dijadikan sampul buku tahunan.
Lomba menggambar

para guru Killer pun tak ketinggalan
Jurinya adalah Lalita Lajmi, guru yang sangat berjasa bagi Nikumbh. Saat pengumuman pemenanang juri di hadapkan pada dua pilihan yang sulit, keduanya sama-sama bagus tetapi akhirnya harus dipilih satu pemenang yaitu Ishaan Awasthi, Ishaan yang tadinya sempat takut maju ke depan dengan erat memeluk Nikumbh yang sangat berjasa baginya.
banyak yang nangis karena adegan ini


atas: lukisan Ishaan, bawah: lukisan Nikumbh
 Akhirnya orang tua, guru Ishaan dan yang lainnya menyadari bahwa Ishaan adalah anak yang punya sudut pandang berbeda dari kebanyakan orang dan dengan bakat tersendiri. Pelajaran matematika, bahasa dan pelajaran lain juga mengalami kemajuan pesat. Pada akhir film orang tua Ishaan tidak tahu harus bagaimana berterima kasih kepada Nikumbh dan Nikumbh berkata bahwa orang tua Ishaan harus menjaga anaknya yang menakjubkan tersebut. Happy ending guys....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar