Taare Zameen Par menceritakan bagaimana seorang anak kelas 3 SD yang mempunyai cara pandang berbeda dari orang kebanyakan harus menjalani keseharian di rumah, di sekolah dan lingkungannya, parahnya imajinasi serta cara pandang yang tidak biasa ini tidak diketahui oleh siapapun sehingga Ishaan di cap sebagai anak yang bodoh dan aneh. Ketika pertama memasuki film ada seorang anak yang menangkap ikan dengan kaos kaki lalu dia masukkan ke botol minumannya, super badung, itu yang terbesit di benak pertama kali. Ishaan juga selalu mendapat nilai buruk dan selalu gagal dalam ujian.
|
Ishaan Awasthi |
Ketika sampai di rumah dengan menggunakan bus sekolah dia sempatkan bermain-main kertas (sepertinya kertas ulangan yang harus di tanda tangani orang tua) dengan anjing di depan apartemennya.
|
Kertas ulangan Ishaan |
Ishaan,
karakter utama dalam film ini. Yohan, kakak Ishaan adalah pelajar berprestasi
di baik akademik, nilainya hampir sempurna di semua mata pelajaran, Yohan juga
pandai bermain tennis. Yohan sangat menyayangi adiknya dan selalu memuji
berbagai karya yang dihasilkan Ishaan. Ayah Ishaan adalah seorang pegawai
kantoran yang mengharapkan hal terbaik dari anak-anaknya dan tidak mentolerir
kesalahan yang dibuat anaknya. Ibunya, Maya Awasthi, adalah seorang ibu rumah
tangga yang merasa gagal untuk mengajari Ishaan padahal dia telah megorbankan
karirnya, selalu memberi dukungan kepada Ishaan lewat kasih sayang, namun Ibu
dan Yohan cenderung tidak bisa berbuat apa-apa ketika ayah Ishan marah besar.
Kedua orang tua punya harapan yang besar kepada anak-anaknya.
|
Kiss for Ishaan |
Ketika teman-temannya bermain kriket Ishaan
malah sibuk sendiri bermain dengan anjing. Ishaan sempat berkelahi dengan salah
seorang anak karena membuang bola kriket (dengan tidak sengaja), Ishaan di
marahi habis-habisan oleh ayahnya. Jika ini sudah terjadi Ibu
dan
Yohaan tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu Ishaan.
|
Berkelahi |
Saat berada di sekolah, Ishaan sulit menangkap pelajaran yang
disampaikan oleh gurunya, ketika guru sedang mengajar dia lebih memilih
menengok keluar jendela dan asyik dengan dunianya sendiri. Ishaan sering
mendapat hukuman
dari gurunya salah satunya karena tidak bisa membaca paragraf
yang diminta oleh gurunya, Ishaan mengatakan huruf-huruf itu menari dan diikuti
gelak tawa dari seluruh kelas. Label sebagai anak yang bodoh, pemalas, tidak
tahu malu kerap diberikan oleh guru dan teman-teman sekolahnya.
|
Mendapat hukuman |
Bahkan Ishaan
sempat bolos dari kelas matematika karena ia lupa mengerjakan tugas dan kertas
ulangannya tidak ditandatangani (karena sudah dipakai mainan sama anjing-anjing
depan apartemennya). Ketika bolos, Ishaan berjalan-jalan sendirian ke seluruh
sudut kota (bahaya banget buat anak kecil) dan mengamati aktivitas orang-orang
yang ia temui. Pengalaman bolos sekolah dan melihat berbagai aktivitas orang
ternyata Ishaan tuangkan kedalam sebuah lukisan yang indah.
|
Bolos sekolah |
Ketika belajar dirumah dengan ibunya pun Ishaan tidak
menunjukkan kemajuan, pelajaran yang baru di pelajari kemarin sudah dia lupakan
hari ini padahal anak-anak seusianya dapat melakukan hal-hal itu dengan sangat mudah. Ishaan tidak suka dipaksa untuk belajar sesuatu
yang tidak dia kuasai, Ishaan lebih memilih menggambar dan melukis.
|
Imajinasi Ishaan |
Imajinasi Ishaan luar biasa sehingga dia bisa menghasilkan berbagai lukisan dan gambar yang indah. Bahkan ketika menyelesaikan soal matematika, yaitu hasil perkalian 3 dan 9, Ishaan malah berimajinasi dan menganalogikan 3 dengan planet bumi, 9 dengan planet pluto (sesuai urutan planet di galaksi bima sakti) dan menganalogikan tanda kali (x) dengan versus, jadi Ishaan menandingkan bumi dengan Pluto. Kelebihan berimajinasi ini yang tidak tampak sebagai kelebihan oleh orang lain bahkan kedua orang tuanya.
|
Ujian matematika dadakan |
|
imajinasi untuk menyelesaikan soal |
Ketika orangtua Ishaan dipanggil ke sekolah dan diberitahukan
bahwa buku, membaca dan menulis adalah musuh bagi Ishaan dan Ishaan sama sekali
tidak mengalami kemajuan. Ishaan bahkan diperkirakan tidak akan naik kelas lagi,
kepala sekolah juga berkata bahwa mungkin Ishaan harus pindah ke sekolah lain
yang bisa menampung anak-anak yang dianggap “terbelakang” seperti Ishaan. Ayah
Ishaan yang tidak terima anaknya dikatakan “terbelakang” balik menyalahkan
pihak sekolah yaitu bagaimana bisa satu guru di ruang kelas memperhatikan satu
persatu muridnya, disini ayah Ishaan belum menyadari ada sesuatu yang berbeda
dari anaknya. Kemudian ayah Ishaan memutuskan untuk membawa Ishaan ke sekolah asrama,
berharap ada kemajuan dalam diri Ishaan melalui proses pembelajaran asrama yang
ketat. Ishaan bersikeras menolak keputusan ayahnya itu, ibunya pun tidak rela
apabila anaknya yang biasanya selalu dekat dengannya pergi ke sekolah asrama.
Namun sayangnya keputusan ayah Ishaan sudah bulat, Ishaan harus pergi ke
sekolah asrama dan jaug dari keluarganya.
|
Ishaan terpisah dari keluarganya |
Di sekolah asrama pun, Ishaan juga tidak mengalami perkembangan.
Bahkan para guru di asrama lebih keras padanya daripada gurunya saat di sekolah
sebelumnya. Di semua mata pelajaran Ishaan menghadapi kesulitan, dia tetap menganggap setiap pelajaran di sekolah sebagai musuhnya bahkan dia bayangkan seperti laba-laba yang
siap menyerang dirinya. Tekanan yang ada di sekolah asrama yang membuat Ishaan
semakin frustasi bahkan dia berhenti melukis dan berimajinasi.
|
bagaikan diserang laba-laba |
Ram Shankar Nikumbh atau Nikumbh ditunjuk sebagai guru seni
sementara. Nikumbh tidak mengajar seperti guru yang lain, dia membiarkan imajinasi
muridnya berkembang dengan belajar diluar kelas dan berbagai cara lain. Di
situlah Nikumbh yang juga menjadi pengurus di sebuah sekolah anak berkebutuhan
khusus merasa ada yang janggal dengan Ishaan.
Nikumbh menemukan pola kesalahan yang sama di buku
Ishaan, anak itu banyak menuliskan huruf dan angka secara terbalik dan tidak
sesuai bentuknya. Nikumbh akhirnya memutuskan untuk menemui keluarga Ishaan. Nikumbh
melihat bahwa orangtua Ishaan tidak mengetahui masalah dan kendala yang dialami
Ishaan. Nikumbh juga menjelaskan bahwa Ishaan mengalami dislexia yaitu kesulitan
untuk mengenali angka dan alfabet. Ia kesulitan membedakan huruf yang bentuknya
hampir sama serta posisi huruf menghadap ke depan atau ke belakang, huruf dan
angka seperti menari-nari di mata Ishaan, ia juga kesulitan mengikat tali sepatu dan mengancingkan baju sendiri. Dislexia seperti kabel kecil di otak
yang tidak berfungsi seperti umumnya. Di sekolah asrama dan berbagai tekanan
membuat Ishaan kehilangan rasa percaya diri dan berhenti melukis. Nikumbh juga
menemukan gambar-gambar kreatif dan benda unik buatan Ishaan yang penuh dengan
imajinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar