Jumat, 25 September 2015

Sosialisasi Perbankan Syariah melalui Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia





Perkembangan ekonomi syariah semakin hari semakin mengesankan. Untuk itu suka atau pun tidak kita harus menyongsong dan mengawali era keemasan ekonomi syariah tersebut dengan menyiapkan sumber daya manusianya dan meningkatkan pemahaman ekonomi syariah pada masyarakat. Dalam hal ini peran perguruan tinggi sangat diharapkan mampu melahirkan sarjana-sarjana ekonomi syariah yang memiliki pemahaman syariah yang utuh dan profesional. Industri keuangan syariah juga harus bertanggung jawab atas lahirnya sistem dan pengelola yang profesional. Demikian pula ormas-ormas Islam dan stakeholders harus bersama-sama menunaikan tanggung jawab mengedukasi umat.
Berdasarkan konsep ekonomi syariah, manusia berada dalam posisi utama, karena manusia sebagai sarana sekaligus juga menjadi tujuan dalam ekonomi syariah itu sendiri. Oleh karena itu, jika ingin mengharap sistem ekonomi syariah berkembang dengan baik, maka yang pertama adalah memberi pemahaman kepada manusia-manusia terkait dengan sistem tersebut, baik bagi pelakunya maupun masyarakat pada umumnya serta stakeholders terkait juga harus memahami sistem. Kita menyadari bahwa di Indonesia system ekonomi syariah relatif belum banyak pengenalan dan baru dikenalkan secara bertahap dan gradual. Sekarang ini masih ada persepsi yang kurang tepat, yakni jika kita berbicara ekonomi syariah seolah-olah kita hanya bicara bank syariah, Padahal ekonomi syariah sangat luas dan lembaga keuangan syariah pun bukan hanya bank.
Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa perbankan syariah Indonesia masih kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).Untuk itu perlu meningkatkan SDM untuk memonitoring dari berbagai aspek usaha dan paham semua industry (Jurnal Nasional, 2008). Keterampilan, pengetahuan dan pengalaman SDM memiliki nilai ekonomis terhadap organisasi karena para karyawan tersebut berusaha untuk produktif dan dapat menyesuaikan diri. Sumber daya manusia juga telah diakui sebagai sumber keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif didapat dengan melaksanakan strategi penciptaan nilai yang tidak dapat ditiru pesaing lain. Perusahaan untuk memenangkan persaingan harus siap dengan barang, jasa dan sumber daya yang berkualitas.Sumber daya manusia merupakan asset strategis dalam menciptakan keunggulan bersaing secara berkelanjutan (Queleh dalam M. Wahyudin, 2000: 42).
www.merdeka.com
Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam kompetisi dan strategi bertahan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Ada kesenjangan antara pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah dan keterbatasannya sumber daya manusia yang tersedia. Tingginya angka pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan syariah berimplikasi terhadap naiknya permintaan tenaga kerja ekonomi syariah. Perkembangan lembaga keuangan syariah sehrusnya menjadi pemicu utama berkembangnya lembaga pendidikan ataupun Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta yang menawarkan program pendidikan Islam dan Lembaga Keuangan Islam. Peran strategis perguruan tinggi sebagai pabrik dan mesin produksi SDM memiliki peran strategis dalam menyiapkan SDM untuk lembaga keuangan dan industri syariah. Perguruan Tinggi diharapkan mampu menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan lembaga keuangan dan industri syariah antara lain adalah hard skill dan soft skill.
SDM yang berkontribusi di lembaga-lembaga keuangan dan perbankan syariah dewasa ini dianggap untuk sebahagian besarnya hanya SDM “dadakan” dan “karbitan” memenuhi kebutuhan yang mendesak, yang memperoleh ilmu kesyariahannya dalam waktu yang sangat terbatas. Tidak mengherankan, atas dasar pertimbangan profesionalitas dan keunggulan individu, disamping disebabkan keterbatasan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan, kasus pembajakan SDM sering terjadi di lingkungan lembaga keuangan dan perbankan syariah.Kondisi semacam ini secara tidak langsung jelas menjadi salah satu penghambat perkembangan lembaga keuangan dan perbankan syariah di Indonesia. Ketersediaan SDM yang berkualitas menjadi hal yang penting dan fundamental hal ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan ujung tombak dalam sasaran strategi, operasional dan implementasi good governance.
Potensi Perguruan Tinggi sangat besar untuk berperan menyediakan sumber daya ekonomi syariah. Terdapat beberapa kendala dalam penyiapan sumber daya manusia ekonomi syariah, khususnya lembaga keuangan syariah. Temuan penelitian Ramly dalam Pratikno (2010) menunjukkan bahwa berdasarkan survey dengan responden Perguruan Tinggi dan Perbankan syariah, kendala dalam penyiapan tenaga terampil dari lembaga keuangan syariah, meliputi tenaga relatif terbatas, minat mahasiswa dan masyaralat masih rendah dan ketersediaan dan pengembangan staff belum memadai. Sedangkan menurut Mulya (Bank Indonesia, 2011) beberapa tantangan yang harus dihadapi dan diatasi untuk penyiapan SDM keuangan syariah adalah bidang materi kurikulum, tenaga kerja, literatur.
Strategi Pengembangan Studi Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, pihak yang berkepentingan dan mengambil peran untuk menyediakan sumber daya manusia ekonomi syariah yang mumpuni antara lain adalah pihak pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha/industri. Peran strategis yang dapat dilakukan perguruan tinggi untuk meningkatkan jumlah dan kualitas lulusan yang mendukung ekonomi dan lembaga keuangan syariah adalah menawarkan program studi ekonomi perbankan syariah, mata kuliah konsentrasi dan lembaga kajian/pelatihan ekonomi/perbankan syariah di perguruan tingginya di level program studi S1, S1 dan S3 kepada mahasiswa, penyusunan kurikulum, tenaga dosen dan trainer, penelitian dan pengembangan karya ilmiah. Terkait kurikulum, perguruan tinggi melakukan sinergi dan kerjasama antara lembaga di bawah Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bank Indonesia, Institusi Pendidikan, asosiasi dan industri terkait.
Pemenuhan kebutuhan SDM perbankan syariah sekaligus sarana sosialisasi dapat dilakukan melalui pendidikan dan lokakarya ekonomi dan keuangan syariah. Pengembangan karya ilmiah juga merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mengedukasi tentang wawasan terhadap ekonomi serta perbankan syariah. Pengembangan kurikulum Ekonomi Islam dan perbankan syariah juga melalui peningkatan kualitas iman dan takwa, peningkatan kualitas hidup, peningkatan kualitas kerja, peningkatan kualitas karya dan peningakatan kualitas pikir.
Pengelola sebuah prodi ekonomi islam harus melakukan inovasi jangan sampai mahasiswa-mahasiswa yang telah menyelesaikan studi dalam ekonomi islam tidak bisa andil dalam mengembangkan sektor keuangan islam. Pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang wajib dilakukan.
Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia Perbankan Syariah merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga perbankan dan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan tentang perbankan syariah adalah upaya jangka pendek yang dapat dilakukan untuk sarana sosialisasi dan meningkatkan mutu SDM perbankan syariah saat ini. Namun upaya sosialisasi akan percuma apabila tidak ditindaklanjuti dngan upaya jangka panjang yaitu sinergi antara pengguna SDM terkait (bank syariah), penanggung jawab pendidikan (pemerintah) dan penyelenggara pendidikan (perguruan tinggi).

Referensi

  • Antonio, Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Gema Insani. Jakarta.
  • Hermawan Kartajaya,Muhhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing.Bandung : Mizan Media Utama
  • M. Wahyuddin. Reformasi and Profesionalisme Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen Daya Saing. Volume 1 Nomor 1 hal. 42-47. Jakarta. 2000
  • Nuruddin, Amiur. SDM Berbasis Syariah. Makalah pada seminar Awal Tahun Masyarakat Ekonomi Syariah dengan tema : Penyediaan SDM yang Handal sebagai Fondasi Berkembangnya Ekonomi Syariah. Jakarta, 2010
  • Perwataatmadja, Karnaen dan Hendri Tanjung, Bank Syariah Teori Praktek dan Penerapannya: Celestial Publishing, Jakarta, 2007
  • Pratikno, Heri. Peran Stretegis perguruan tinggi dalam meningkatkan Kualitas sumber daya manusia perbankan syariah.FE Universitas Negeri Malang. 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar