sumber: tribune.com.pk
|
Perkembangan
ekonomi syariah semakin hari semakin mengesankan. Untuk itu suka atau pun tidak
kita harus menyongsong dan mengawali era keemasan ekonomi syariah tersebut
dengan menyiapkan sumber daya manusianya dan meningkatkan pemahaman ekonomi
syariah pada masyarakat. Dalam hal ini peran perguruan tinggi sangat diharapkan
mampu melahirkan sarjana-sarjana ekonomi syariah yang memiliki pemahaman
syariah yang utuh dan profesional. Industri keuangan syariah juga harus
bertanggung jawab atas lahirnya sistem dan pengelola yang profesional. Demikian
pula ormas-ormas Islam dan stakeholders
harus bersama-sama menunaikan tanggung jawab mengedukasi umat.
Berdasarkan konsep
ekonomi syariah, manusia berada dalam posisi utama, karena manusia sebagai
sarana sekaligus juga menjadi tujuan dalam ekonomi syariah itu sendiri. Oleh
karena itu, jika ingin mengharap sistem ekonomi syariah berkembang dengan baik,
maka yang pertama adalah memberi pemahaman kepada manusia-manusia terkait
dengan sistem tersebut, baik bagi pelakunya maupun masyarakat pada umumnya
serta stakeholders terkait juga harus
memahami sistem. Kita menyadari bahwa di Indonesia system ekonomi syariah
relatif belum banyak pengenalan dan baru dikenalkan secara bertahap dan gradual.
Sekarang ini masih ada persepsi yang kurang tepat, yakni jika kita berbicara
ekonomi syariah seolah-olah kita hanya bicara bank syariah, Padahal ekonomi
syariah sangat luas dan lembaga keuangan syariah pun bukan hanya bank.
Bank Indonesia (BI)
mengakui bahwa perbankan syariah Indonesia masih kekurangan Sumber Daya Manusia
(SDM).Untuk itu perlu meningkatkan SDM untuk memonitoring dari berbagai aspek
usaha dan paham semua industry (Jurnal Nasional, 2008). Keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman SDM memiliki nilai ekonomis terhadap organisasi
karena para karyawan tersebut berusaha untuk produktif dan dapat menyesuaikan
diri. Sumber daya manusia juga telah diakui sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Keunggulan kompetitif didapat dengan melaksanakan strategi
penciptaan nilai yang tidak dapat ditiru pesaing lain. Perusahaan untuk
memenangkan persaingan harus siap dengan barang, jasa dan sumber daya yang
berkualitas.Sumber daya manusia merupakan asset strategis dalam menciptakan
keunggulan bersaing secara berkelanjutan (Queleh dalam M. Wahyudin, 2000: 42).
www.merdeka.com |
Manusia mempunyai
peran yang sangat penting dalam kompetisi dan strategi bertahan dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Ada kesenjangan
antara pesatnya pertumbuhan lembaga keuangan syariah dan keterbatasannya sumber
daya manusia yang tersedia.
Tingginya
angka pertumbuhan dan perkembangan lembaga keuangan syariah berimplikasi
terhadap naiknya permintaan tenaga kerja ekonomi syariah. Perkembangan lembaga
keuangan syariah sehrusnya menjadi pemicu utama berkembangnya lembaga
pendidikan ataupun Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta yang menawarkan
program pendidikan Islam dan Lembaga Keuangan Islam. Peran strategis perguruan
tinggi sebagai pabrik dan mesin produksi SDM memiliki peran strategis dalam
menyiapkan SDM untuk lembaga keuangan dan industri syariah. Perguruan Tinggi
diharapkan mampu menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan
lembaga keuangan dan industri syariah antara lain adalah hard skill dan soft skill.
SDM yang berkontribusi
di lembaga-lembaga keuangan dan perbankan syariah dewasa ini dianggap untuk
sebahagian besarnya hanya SDM “dadakan” dan “karbitan” memenuhi kebutuhan yang
mendesak, yang memperoleh ilmu kesyariahannya dalam waktu yang sangat terbatas.
Tidak mengherankan, atas dasar pertimbangan profesionalitas dan keunggulan
individu, disamping disebabkan keterbatasan jumlah dan kualifikasi yang
diperlukan, kasus pembajakan SDM sering terjadi di lingkungan lembaga keuangan
dan perbankan syariah.Kondisi semacam ini secara tidak langsung jelas menjadi
salah satu penghambat perkembangan lembaga keuangan dan perbankan syariah di Indonesia.
Ketersediaan SDM yang berkualitas menjadi hal yang penting dan fundamental hal
ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan ujung tombak dalam sasaran
strategi, operasional dan implementasi good
governance.
Potensi Perguruan
Tinggi sangat besar untuk berperan menyediakan sumber daya ekonomi syariah.
Terdapat beberapa kendala dalam penyiapan sumber daya manusia ekonomi syariah,
khususnya lembaga keuangan syariah. Temuan penelitian Ramly
dalam Pratikno (2010) menunjukkan bahwa berdasarkan survey dengan
responden Perguruan Tinggi dan Perbankan syariah, kendala dalam penyiapan
tenaga terampil dari lembaga keuangan syariah, meliputi tenaga relatif
terbatas, minat mahasiswa dan masyaralat masih rendah dan ketersediaan dan
pengembangan staff belum memadai. Sedangkan menurut Mulya (Bank Indonesia,
2011) beberapa tantangan yang harus dihadapi dan diatasi untuk penyiapan SDM
keuangan syariah adalah bidang materi kurikulum, tenaga kerja, literatur.
Strategi
Pengembangan Studi Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia, pihak yang
berkepentingan dan mengambil peran untuk menyediakan sumber daya manusia ekonomi
syariah yang mumpuni antara lain adalah pihak pemerintah, perguruan tinggi dan
dunia usaha/industri. Peran strategis yang dapat dilakukan perguruan tinggi
untuk meningkatkan jumlah dan kualitas lulusan yang mendukung ekonomi dan
lembaga keuangan syariah adalah menawarkan program studi ekonomi perbankan
syariah, mata kuliah konsentrasi dan lembaga kajian/pelatihan ekonomi/perbankan
syariah di perguruan tingginya di level program studi S1, S1 dan S3 kepada
mahasiswa, penyusunan kurikulum, tenaga dosen dan trainer, penelitian dan pengembangan karya ilmiah. Terkait kurikulum,
perguruan tinggi melakukan sinergi dan kerjasama antara lembaga di bawah
Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bank Indonesia,
Institusi Pendidikan, asosiasi dan industri terkait.
Pemenuhan kebutuhan
SDM perbankan syariah sekaligus sarana sosialisasi dapat dilakukan melalui
pendidikan dan lokakarya ekonomi dan keuangan syariah. Pengembangan karya ilmiah
juga merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mengedukasi tentang
wawasan terhadap ekonomi serta perbankan syariah. Pengembangan kurikulum Ekonomi
Islam dan perbankan syariah juga melalui peningkatan kualitas iman dan takwa,
peningkatan kualitas hidup, peningkatan kualitas kerja, peningkatan kualitas
karya dan peningakatan kualitas pikir.
Pengelola sebuah
prodi ekonomi islam harus melakukan inovasi jangan sampai mahasiswa-mahasiswa
yang telah menyelesaikan studi dalam ekonomi islam tidak bisa andil dalam
mengembangkan sektor keuangan islam. Pengembangan sumber daya manusia merupakan
hal yang wajib dilakukan.
Strategi pengembangan
Sumber Daya Manusia Perbankan Syariah merupakan tanggung jawab bersama.
Pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga perbankan dan masyarakat. Pendidikan
dan pelatihan tentang perbankan syariah adalah upaya jangka pendek yang dapat
dilakukan untuk sarana sosialisasi dan meningkatkan mutu SDM perbankan syariah
saat ini. Namun upaya sosialisasi akan percuma apabila tidak ditindaklanjuti
dngan upaya jangka panjang yaitu sinergi antara pengguna SDM terkait (bank
syariah), penanggung jawab pendidikan (pemerintah) dan penyelenggara pendidikan
(perguruan tinggi).
Referensi
- Antonio, Syafii. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Gema Insani. Jakarta.
- Hermawan Kartajaya,Muhhammad Syakir Sula. 2006. Syariah Marketing.Bandung : Mizan Media Utama
- M. Wahyuddin. Reformasi and Profesionalisme Sumber Daya Manusia. Jurnal Manajemen Daya Saing. Volume 1 Nomor 1 hal. 42-47. Jakarta. 2000
- Nuruddin, Amiur. SDM Berbasis Syariah. Makalah pada seminar Awal Tahun Masyarakat Ekonomi Syariah dengan tema : Penyediaan SDM yang Handal sebagai Fondasi Berkembangnya Ekonomi Syariah. Jakarta, 2010
- Perwataatmadja, Karnaen dan Hendri Tanjung, Bank Syariah Teori Praktek dan Penerapannya: Celestial Publishing, Jakarta, 2007
- Pratikno, Heri. Peran Stretegis perguruan tinggi dalam meningkatkan Kualitas sumber daya manusia perbankan syariah.FE Universitas Negeri Malang. 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar