Kamis, 29 Oktober 2015

Ketika Eropa Tertegun

Akhir September lalu, beberapa lembaga keuangan syariah Indonesia mendapat penghargaan di Budapest Hungaria untuk bisnis model yang dikembangkan.   Diantaranya adalah bisnis model untuk keuangan mikro syariah dan bisnis model untuk pembiayaan syariah atas kepemilikan rumah.  Negara-negara Eropa Timur terus mencari bisnis model yang tepat sesuai dengan kondisi ekonomi mereka.
foto wall-NCL-02
László Demeter guru besar di Eszterházy Károly College Hongaria dalam penelitiannya the Role of Subventioned Micro Credit in Financing Small and Medium-sized Enterprises in Hungary, mengungkapkan pentingnya peran pengusaha kecil dan mikro dalam menyerap tenaga kerja dan menciptakan pertumbuhan ekonomi meskipun mereka tidak memiliki akses permodalan sebagaimana perusahaan-perusahaan besar.  Kegigihan pengusaha mikro menjadi kesamaan ciri yang ditemukan di banyak Negara.
Britta Augsburg, Ralph De Haas, Heike Harmgart dan Costas Meghir, para ekonom di National Bureau of Economic Research AS menulis dalam penelitian mereka The Impacts of Microcredit: Evidence from Bosnia and Herzegovina.  Tersedianya akses keuangan mikro ternyata meningkatkan jumlah pengusaha mikro, jumlah omzet dan keuntungan usaha mikro, dan jumlah penyerapan tenaga kerja.  Pada saat yang sama perilaku konsumtif menurun.  Namun secara keseluruhan belum terjadi peningkatan pada pendapatan keluarga.  Ibarat rumput, keberadaan mereka memang tidak sampai memberi keteduhan namun cukup menyejukkan mata memandang dan sangat efektif menyerap air hujan.
Bisnis model lembaga keuangan mikro syariah Indonesia dinilai mampu menawarkan akses keuangan dengan dua pendekatan unik yaitu high tech dan high touch.  Penggunaan teknologi dinilai meningkatkan efisiensi pelayanan sehingga mudah direplikasi secara masif.  Sedangkan pendekatan sosial dinilai mampu secara efektif menekan perilaku curang dan menunggak bayaran.
Bisnis model pembiayaan syariah untuk kepemilikan rumah juga menarik perhatian mereka.  Sándor Bozsik, guru besar Universitas Miskolc Hongaria menulis dalam penelitiannya “The Efficiency Analysis of Home Lending Market in Hungary”.  Sejak tahun 2000 efisiensi pasar KPR di Hongaria semakin membaik.  Namun paling tidak ada tiga hal yang mendapat perhatian khusus di pasar KPR mereka yaitu jangka waktu KPR yang relatif pendek sehingga cicilannya besar, rasio Loan to Value yang rendah sehingga nasabah harus menyediakan uang muka yang besar, dan tingkat suku bunga yang kerap berubah.
Bisnis model pembiayaan syariah untuk kepemilikan rumah di Indonesia dinilai mampu menjawab ketiga hal tersebut.  Jangka waktu yang relatif panjang sehingga cicilan nya ringan, uang muka yang terjangkau dan marjin murabahah yang memberikan kepastian jumlah cicilan, menjadi faktor utama penilaiannya. Bisnis model asuransi syariah dan bisnis model reasuransi syariah juga mendapatkan penghargaan dan diminta memaparkan keunikan bisnis model mereka.
Mulai dilirik dan diakuinya kiprah industri keuangan syariah Indonesia di mata dunia merupakan hasil perjalanan panjang.  Paling tidak ada empat pilar penting yang turut serta mengangkat reputasi Indonesia.  Pertama, Indonesia dengan potensi pasar yang sangat besar merupakan laboratorium besar pengembangan keuangan syariah dunia.  Kedua, kreatifitas para pelaku industri keuangan syariah.  Ketiga, regulator yang mengedepankan kehati-hatian mikro dan kehati-hatian makro.  Keempat, otoritas fatwa yang memahami seluk beluk keuangan syariah.
Eropa tertegun ketika al Hasan Ibn al Haytham ribuan tahun yang lalu menemukan kotak hitam yang dapat memantulkan imaji yang disebutnya al qamara, yang dalam lidah orang Eropa berbunyi kamera.  Teori al qamara ini yang menjadi dasar ilmu kedokteran mata di kemudian hari.
Eropa tertegun ketika Ibn al Nafis menemukan sistem peredaran darah manusia, 450 tahun sebelum akhirnya William Harvey menuliskan dalam bahasa Eropa tentang sistem peredaran darah.
Eropa tertegun ketika Abu al Qassim al Zahrawi menemukan forceps yaitu alat bantu melahirkan bayi berbentuk pencapit kepala bayi untuk menarikinya keluar dari rahim.  Zahrawi juga menemukan benang dari usus kucing untuk menjahit luka.
Eropa tertegun ketika pada pedagang Islam menawarkan bentuk kerjasama syirkah diantara para pemodal yang disebut syari’, yang dalam lidah orang Eropa disebut share, sharing.  Instrumen keuangan sukuk dalam bentuk plural atau sak dalam bentuk singular, yang dalam lidah orang Eropa disebut cheque, check. Daftar ini akan sangat panjang. Mantan Menteri Luar Negeri  AS, Hillary Clinton pun tertegun dalam kunjungannya ke Indonesia bulan Febrruari 2009.  Dia mengatakan “If you want to know if Islam, democracy, modernity and women’s rights can coexist, go to Indonesia.”
Menteri Luar Negeri Itali ketika itu, Franco Frattini dalam sebuah acara yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri Itali dan Komunitas Sant’ Egidio berbasis di Roma pada March 4, 2009, juga tertegun dengan kebhinekaan Indonesia.  Dia mengatakan “Indonesia embodies the added value of cultural diversity and can become the bridge between the West and Islam on the road to world peace.”
Bisnis model yang dikembangkan lembaga keuangan syariah di Indonesia dinilai dapat lebih mudah diterapkan di Negara-negara yang penduduknya bukan mayoritas Islam dibandingkan dengan bisnis model lembaga keuangan syariah di Negara-negara Islam lain.  Paling tidak ada empat faktor utama.  Pertama, lembaga keuangan syariah di Indonesia tidak membedakan berdasarkan agama nasabahnya, karyawannya, pemiliknya.  Kedua, lembaga keuangan syariah lebih mengedepankan aspek manfaat daripada aspek label syariah.  Perdebatan fikih diselesaikan di level otoritas fatwa.  Ketiga, lembaga keuangan syariah di Indonesia tidak mengandalkan keberpihakan khusus dari pemerintah dan perlakuan khusus dari regulator (government driven growth).  Keempat, lembaga keuangan syariah di Indonesia tidak mengandalkan pemodal besar (big corporation driven growth).
Empat faktor utama ini sulit ditemui di Negara-negara yang penduduknya bukan mayoritas Islam, oleh karenanya bisnis model ini dinilai dapat menjadi pilihan mengembangkan keuangan syariah di Eropa.  Congratulation Indonesia.
Adiwarman A. Karim

This article was copied from karimconsulting.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar